WNI Mayang Prasetyo, yang dimutilasi dan dimasak kekasihnya di Australia. (Facebook)
Idberita.net - Berita Sosial Terbaru Brisbane - Konon cinta Mayang Prasetyo dan pasangannya, Marcus Volke bersemi di sebuah kapal pesiar bertaraf internasional. Di mana sang pria bekerja sebagai koki. Keduanya kemudian menikah dan hidup bersama di sebuah apartemen eksklusif di Brisbane, Australia. Kisah romantis itu mungkin hanya karangan.
Apapun, kehidupan pasangan itu terlihat baik-baik saja dari luar. Hingga Sabtu malam lalu. Mayang diketahui tewas dibunuh, jasadnya dimutilasi, sebagian bahkan dimasak menggunakan cairan kimia. Pelakunya diduga adalah suaminya sendiri. Volke kemudian bunuh diri.
Polisi yang menyisir tempat tinggal pasangan tersebut menduga, seorang transgender berusia 27 tahun itu diduga tewas beberapa hari sebelumnya. Hari Kamis atau Jumat.
Pembunuhan sadis tersebut menyingkap rahasia kehidupan Mayang Prasetyo dan Marcus Volke.
Courier Mail melaporkan pasangan tersebut diduga pernah bekerja di sebuah rumah bordil di Melbourne, tempat di mana mereka bertemu. Bukan di kapal pesiar. Volke juga punya masa lalu sebagai pekerja seks di Copenhagen, Denmark.
Nama julukannya kala itu adalah 'Heath XL'. Ia mengiklankan diri sebagai 'pemuda seksi dari Australia, ramah dan seksi, (tapi) bisa jaga rahasia dan profesional'.
"Aku membuka diri untuk semua jenis orang, usia, latar belakang. Jika kau keren, serius, dan murah hati, kita mungkin bakal cocok."
Baru-baru ini, Volke pindah ke Brisbane bersama pasangannya yang diduga bekerja sebagai pendamping alias escort transgender 'high class' dengan bayaran yang diduga mencapai 500 dolar Australia per jam.
Hanya sedikit yang mengetahui kehidupan ganda Volke sebagai Heath.
Seorang sahabat pasangan tersebut, Alex Devantier mengatakan, Volke tak pernah jadi koki atau chef -- ia dan Mayang Prasetyo menutupi rahasia kehidupan mereka.
"Marcus bahkan tak akan bilang pada teman terdekatnya soal masa lalunya. Mereka juga berbohong pada keluarga, yang tak tahu fakta sebenarnya," kata dia, seperti Liputan6.com kutip dariNews.com.au, Rabu (8/10/2014).
Mayang Prasetyo dan Marcus Volke disebut pernah bekerja di Pleasure Dome, sebuah rumah bordil di Melbourne, sebelum memutuskan untuk bekerja di bisnis yang sama secara pribadi. Namun, informasi tersebut belum terkonfirmasi kebenarannya.
Ibu Marcus Volke, Dorothy Volke mengatakan pada Courier Mail, meski berkomunikasi dengan putranya baru-baru ini, ia tak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengannya. Sudah 18 bulan ibu-anak itu tak bersua.
Sementara Ibu Mayang Prasetyo mengatakan, ia tak tahu dari mana anaknya mendapatkan uang untuk membantu keluarganya.
Perubahan Misterius
Tak ada yang mengira Marcus Volke tega membunuh dan memperlakukan jasad orang yang kasihi secara sadis. Seorang teman sekolahnya mengingatnya sebagai sosok yang populer dan punya banyak teman. Namun, sejumlah orang mengaku, ia jadi 'dingin' dan mengisolasi diri belakangan ini.
Salah satu temannya, Rob Sinclair mengatakan kepada Courier Mail bahwa ia menyadari perubahan sikap Volke -- yang hobi karate serta senang belajar kesehatan dan nutrisi.
Menurut Sinclair, temannya itu tidak mengonsumsi narkotika, namun ia diduga depresi.
Marcus Volke punya dua laman Facebook. Dan ada perubahan pada foto-foto yang ia unggah belakangan. "Dua gambar profil terakhir menunjukkan sinar matanya yang kosong," kata dia. "Aku tak tahu apa yang terjadi dengannya, seakan kehidupannya telah direnggut."
Sinclair sempat mengkhawatirkan rekannya yang mengisolasi diri saat tinggal di luar negeri. Ia juga tak pernah bicara soal pacarnya.
Ibu Mayang Prasetyo, Nining Sukarni mengatakan Marcus Volke pernah meminta restunya sebelum menikahi anaknya. Sejumlah rekan menyebut pernikahan itu digelar di Denmark Agustus lalu.
Bagi Nining, Marcus adalah sosok yang lembut dan baik. "Aku memaafkan Marcus untuk apapun yang telah ia lakukan pada Febri (Mayang)."
Nining berharap, jasad anaknya bisa dipulangkan ke Bali. Untuk dimakamkan di Pulau Dewata.
Kini setelah Mayang pergi, keluarga, sahabat, dan rekan mengingat hal-hal baik yang pernah dilakukan mendiang. Ucapan duka cita mengalir ke Facebook.
Salah satunya komunitas transgender di Brisbane. Yang tak pernah menyangka hidup Mayang berakhir tragis.
Seorang mantan kekasihnya mengungkapkan, Mayang adalah sosok pemimpin dan berani. "Saya telah bertemu dengan seseorang yang mengagumkan, menjalin persahabatan baru yang kuharap tak pernah berakhir...,"tulis Brad Whitehouse.
Dalam postingan yang sama Whitehouse juga menyebut, Mayang punya mimpi: menjadi ibu.
"Mayang hidup sebagai wanita dan ia berharap suatu hari bisa membuat lompatan besar, menjadi perempuan seutuhnya, mengadopsi anak, menjadi ibu sekaligus pebisnis sukses."
Penghormatan juga diberikan pada pasangan Mayang dan Markus, sejumlah rekan mengingat mereka sebagai 'pasangan suami-istri yang bahagia'. Tak ada tanda-tanda masalah dalam hubungan keduanya beberapa minggu sebelum ajal menjemput mereka dengan tragis.
Polisi Queensland membuka pintu bagi siapapun yang punya informasi berharga soal keduanya. Untuk mengetahui motif dan latar belakang kejadian menghebohkan itu.
Untuk sementara, juru bicara Kepolisian Brisbane mengatakan, investigasi masih berpusat pada dugaan "kekerasan rumah tangga yang di luar batas." Apa yang sebenarnya alasan menghabisi Mayang Prasetyo masih misterius. (Riz)
Posting Komentar